Sabtu, 25 Maret 2017

Sang Ksatria Abimanyu

SALAH SATU TOKOH PEWAYANGAN 

Abimanyu (Dewanagari: अभिमन्युIASTAbhiman'yu) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia adalah putra Arjuna dan Subadra. Dalam wiracarita Mahabharata, ditetapkan bahwa Abimanyulah yang akan meneruskan Yudistira sebagai pewaris takhta. Riwayatnya dituturkan sebagai pahlawan yang tragis. Ia gugur dalam pertempuran besar di Kurukshetra sebagai salah satu kesatria termuda dari pihak Pandawa, karena baru berusia enam belas tahun. Abimanyu menikah dengan Utari, putri Raja Wirata dan memiliki seorang putra bernama Parikesit, yang lahir tak lama setelah ia gugur.
Menurut mitologi Hindu, Abimanyu adalah inkarnasi Warcasa, putra Dewa bulan. Ia membuat perjanjian bahwa putranya tinggal di Bumi hanya selama 16 tahun, sebagaimana ia tak dapat menahan perpisahan dengan putranya. Abimanyu berusia 16 tahun saat ia terbunuh dalam pertempuran.

 Abimanyu menghabiskan masa kecilnya di Dwaraka, kota tempat tinggal ibunya. Ia dilatih oleh ayahnya yang bernama Arjuna yang merupakan seorang ksatria besar dan diasuh di bawah bimbingan Kresna. Ayahnya menikahkan Abimanyu dengan Uttara, puteri Raja Wirata, untuk mempererat hubungan antara Pandawa dengan keluarga Raja Wirata, saat pertempuran Bharatayuddha yang akan datang. Pandawa menyamar untuk menuntaskan masa pembuangannnya tanpa diketahui di kerajaan Raja Wirata, yaitu Matsya.
Sebagai cucu Dewa Indra, Dewa senjata ajaib sekaligus Dewa peperangan, Abimanyu merupakan ksatria yang gagah berani dan ganas. Karena dianggap setara dengan kemampuan ayahnya, Abimanyu mampu melawan ksatria-ksatria besar seperti Drona, Karna, Duryodana dan Dursasana. Ia dipuji karena keberaniannya dan memiliki rasa setia yang tinggi terhadap ayahnya, pamannya, dan segala keinginan mereka.
Kematian Abimanyu
Pembantaian yang dilakukan Korawa adalah dengan menembakkan ribuan panah dan senjata serentak ke arah Abhimanyu, sampai dia jatuh dan terjerembab. Dalam pewayangan Jawa, lukanya disebut Arang Kranjang –banyak sekali-. Sehingga tubuhnya sampai seperti landak, dengan ribuan senjata menancap di tubuhnya. Kekalahan Abhimanyu tersebut adalah akibat sumpahnya sendiri saat melamar Dewi Utari. Abhimanyu yang kala itu telah beristri Siti Sundari, berucap sumpah akan mati dihujani panah jika dia ternyata telah menikah. Dewi Utari percaya dan akhirnya mnikahinya, namun karena memang Abhimanyu berbohong, dia pun dihujani panah pada Bharatayuda. Lesmana yang mengetahui Abhimanyu terjerembab, mendekati dan coba membunuh Abhimanyu. Namun ternyata Abhimanyu masih sanggup melempar Keris Pulaanggeni, mengakhiri hidup Lesmana dan 4 satria Korawa lain. Dan pada akhirnya, Gada Galih Asem milik Jayadhrata, satrianing Banakeling lah yang menghabisi Abhimanyu.



sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Abimanyu
              https://wayang.wordpress.com/2010/03/06/abimanyu-2/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar