Museum
Fatahillah
salah satu bangunan gedung peninggalan Era penjajahan Belanda, Selain itu gedung ini merupakan salah satu bangunan bersejarah yang merupakan saksi bisu perjuangan bangsa kita meraih kemerdekaan. Museum yang terletak pada wilayah Jakarta pusat ini, memang memiliki ketertarikan tersendiri. Selain letaknya pada pusat kota, museum ini juga menyimpan sejarah pada masa penjajahan Belanda di tanah air khususnya di Jakarta.
salah satu bangunan gedung peninggalan Era penjajahan Belanda, Selain itu gedung ini merupakan salah satu bangunan bersejarah yang merupakan saksi bisu perjuangan bangsa kita meraih kemerdekaan. Museum yang terletak pada wilayah Jakarta pusat ini, memang memiliki ketertarikan tersendiri. Selain letaknya pada pusat kota, museum ini juga menyimpan sejarah pada masa penjajahan Belanda di tanah air khususnya di Jakarta.
Pada awal mulanya, balai kota pertama di
Batavia dibangun pada tahun 1620 di
tepi timur Kali Besar. Bangunan ini hanya bertahan selama enam tahun
sebelum akhirnya dibongkar demi menghadapi serangan dari pasukan Sultan Agung pada tahun 1626.
Sebagai gantinya, dibangunlah kembali balai kota tersebut atas perintah Gubernur-Jenderal Jan Pieterszoon Coen di tahun 1627. Lokasinya berada di
daerah Nieuwe Markt (sekarang Taman Fatahillah). Menurut
catatan sejarah, balai kota kedua ini hanya bertingkat satu dan pembangunan
tingkat kedua dilakukan kemudian. Tahun 1648 kondisi balai
kota sangat buruk. Tanah di kota Batavia yang sangat labil dan beratnya
bangunan ini menyebabkan perlahan-lahan turun dari permukaan tanah.
Museum Oud Batavia
ini merupakan lembaga swasta di bawah
naungan Koninklijk Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan
Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan) yang didirikan pada tahun 1778 dan turut berperan dalam mendirikan Museum Nasional. Koleksi-koleksinya kebanyakan
merupakan peninggalan-peninggalan
masyarakat Belanda yang bermukim di Batavia sejak awal abad XVI, seperti mebel,
perabot rumah tanngga, senjata, keramik, peta, serta buku-buku.
Museum dengan nama populer 'Museum Fatahillah' ini menyimpan 23.500
koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk benda asli maupun replika. Koleksi
ini berasal dari Museum Jakarta Lama(Oud Batavia Museum) yang sebelumnya
terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 27, yang saat ini ditempati Museum
Wayang. Diantara koleksi yang penting untuk diketahui masyarakat adalah
Prasasti Ciaruteun peninggalan Tarumanagara, Meriam Si Jagur, Patung Dewa
Hermes, sel tahanan dari Untung Suropati (1670) dan Pangeran Diponegoro (1830).
Ada pula lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia Belanda dari 1602-1942, alat
pertukangan zaman prasejarah dan koleksi persenjataan. Selain itu, terdapat
koleksi mebel antik peninggalan abad ke-17 hingga abad ke-19, sejumlah keramik,
gerabah dan prasasti.
Berbagai koleksi yang ada
dipamerkan dalam beberapa ruangan, sesuai periode asalnya. Ruang-ruang pameran
yang ada yaitu, Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta,
Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung dan Ruang MH Thamrin. Pembagian ruangan
ini dan penataan koleksi yang ada sangat mempertimbangkan aspek artistik dengan
harapan dapat berfungsi seoptimal mungkin sebagai sumber informasi bagi
masyarakat. Koleksi yang dipamerkan ke publik hanya sekitar 500 buah saja,
sedangkan sisanya disimpan dalam ruang penyimpanan. Secara berkala, koleksi ini
dirotasi sehingga dapat dilihat oleh masyarakat.
Selain ciri khas bangunan-bangunan berdesain
kuno yang dijaga kelestariannya, sejumlah penjual jajanan kaki lima dan
berbagai suguhan hiburan pun tersedia bagi pengunjung yang datang ke sana. Salah satunya adalah jasa penyewaan sepeda onthel yang
berada di dalam kompleks Kota Tua, tepat di depan Museum Seni Rupa dan Keramik.
Dengan harga sewa sepeda onthel sebesar Rp 20 ribu per 30 menit, para
pengunjung bisa bersepeda santai di area Kota Tua, sambil mengendarai sepeda
onthel dengan warna-warni yang cerah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar