KEBUDAYAAN INDONESIA YANG BERANEKARAGAM
Budaya merupakan suatu hal yang di hasilkan masyarakat dari kebiasaan-kebiasaan yang akhirnya mengkrisatal atau mendarah daging. Dalam perspektif antropologi “kebudayaan” adlah seluruh sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan milik dari manusia dengan belajar. Dalam buku kebudayaan mentalitas dan pembangunan juga di sebutkan konsep budaya dalam arti luas yaitu seluruh total pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar pada nalurinya, dan karena itu hanya di cetuskan oleh manusia yang sesudah suatu proses belajar.
menyikapi perbedaan bukanlah hal yang mudah dan bukan pula hal yang susah bila kita mau berusaha. Perbedaan budaya adalah bukan pemicu pertengkaran dan perpisahan atau perselisihan tapi perbedaan budaya sesungguhnya kekayaan bila kita mau berfikir positif.
Kesadaran budaya sangatlah di butuhkan dalam mengelola perbedaan-perbedaan budaya yang ada. Hal ini di karenakan oleh seringnya perbedaan budaya yang menimbulkan konflik-konflik yang ada didalam masyarakat.masyarakat terkadang lupa pada dasarnya setiap masyarakat memiliki pola dan corak kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Sehingga mereka cenderung memperlakukan sama pada setiap bebtuk kebudayaan. Padahal budaya itu sendiri berbebtuk sesuai dengan corak masyarakat yang bersangkutan.sikap seperti inilah sering kali memicu kesalahpahaman yang berujung konflik etnis. Dengan kesadaran yang di terpkan anggota masyarakt hendaknya integrasi sosial akan tetap terjaga.
Budaya yang berkembang di masyarakat sejak dahulu membuat masyarakat di indonesiapada saat ini harus sadar bahwa mereka mempunyai budaya yang berbeda-beda dan kaya. Dan masyarakat juga harus menyadari bahwa tidak selamanya budaya yang mereka miliki itu baik, seperti budaya korupsi dan sebagainya.
Beberapa cara agar kita bisa menerima perbedaan budaya:
1. Sadar bahwa setiap manusia di ciptakan berbeda .
2. Sadar bahwa semua manusia tidak bisa menentukan akan terlahir sebagai suku apa dan bangsa apa.
3. Menjadikan perbedaan sebagai kekayaan bukan kekurangan .
4. Membicarakan baik-baik jika ada perselisihan
1. Menyikapi perbedaan budaya di masyarakat berdasarkan ‘BHINNEKA TUNGGAL IKA'
Banyaknya perbedaan kebudayaan dalam suku bangsa bisa menjadi sunber-sunber untuk dapat menyebabkan terjadinya konflik antara suku-suku bangsa dan golongan pada umumnya dalam negara-negara yang berkembang seperti negara Indonesia, ada paling sedikit lima macam:
1. Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua suku-bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama.
2. Konflik bisa terjadi kalau warga dari satu suku-bangsa mencoba memaksakan unsur-unsur dari kebudayaannya kepada warga dari suatu suku-bangsa lain.
3. Konflik yang sama dasrnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya, bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku-bangsa lain yang berbeda agama.
4. Konflik terang akan terjadi kalau satu suku-bangsa berusaha mendominasi suatu suku-bangsa lain secara politis.
5. Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat.
Potensi untuk bersatu atau paling sedikit untuk bekerjasama tentu ada dalam tiap-tiap hubungan antara suku bangsa dan golongan. Potensi itu ada dua, yaitu:
1. Warga dari dua suku-bangsa yang berbeda dapat saling bekerjasama secara sosial-ekonomis, kalu mereka masing-masing bisa mendapatkan lapangan-lapangan mata pencaharian hidup yang berbeda-beda dan yang saling lenglap-melengkapi. Dalam keadaan saling butuh-membutuhkan itu, akan berkembang suatu hubungan , yang di dalam ilmu antropologi sering disebut dengan hubungan simbiotik. Dalam hal itu sikap warga dari satu suku-bangsa terhadap yang lain dijiwai oleh suasana toleransi.
2. Warga dari dua suku-bangsa yang berbeda dapat juga hidup berdampingan tanpa konflik, kalau ada orientasi ke arah suatu golongan ketiga, yang dapat menetralisasi hubungan antara kedua suku-bangsa tadi.
Realitas suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi keanekaragaman budaya, mengarahkan pada pilihan untuk menganut asas multikulturalisme. Dalam asas multikulturalisme ada kesadaran bahwa bangsa itu tidak tunggal, tetapi terdiri atas sekian banyak komponen yang berbeda. Multikluturalisme menekankan prinsip tidak ada kebudayaan yang tinggi dan tidak ada kebudayaan yang rendah di antara keragaman budaya tersebut. Semua kebudayaan pada prinsipnya sama-sama ada dan karena itu harus diperlakukan dalam konteks duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.
Asas itu pulalah yang diambil oleh Indonesia, yang kemudian dirumuskan dalam semboyan yaitu “bhineka tunggal ika”.
“Bhinneka Tunggal Ika” merupakan alat pemersatu bangsa.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.
Realitas historis menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berdiri tegak di antara keragaman budaya yang ada. Salah satu contoh nyata yaitu dengan dipilihnya bahasa Melayu sebagai akar bahasa persatuan yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia. Dengan kesadaran yang tinggi semua komponen bangsa menyepakati sebuah konsensus bersama untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan yang dapat mengatasi sekaligus menjembatani jalinan antarkomponen bangsa.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.
Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan kita, seperti gotong royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah.
Dalam pandangan Koentjaraningrat (1993:5) Indonesia dapat disebut sebagai negara plural terlengkap di dunia di samping negara Amerika. Di Amerika dikenal semboyan et pluribus unum, yang mirip dengan bhineka tunggal ika, yang berarti banyak namun hakikatnya satu.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika memang menjadi sangat penting ditengah beragamnya adat dan budaya Indonesia. Menjadi barang percuma, apabila semboyan penuh makna tersebut hanya menjadi pelengkap burung garuda penghias dinding. Bhineka Tunggal Ika bermakna berbeda beda tetapi tetap satu jua, sebuah semboyan jitu yang terbukti berhasil menyatukan bangsa dengan sejuta suku, bangsa yang kaya akan ideologi, menjadi sebuah bangsa yang utuh dan merdeka.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu kita harus benar-benar memahami maknanya. Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain yakni:
1. Dasar Negara Pancasila
2. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4. Lambang Negara Burung Garuda
5. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6. Lagu-lagu perjuangan
Masih banyak alat-alat pemersatu bangsa yang sengaja diciptakan agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga. Bisakah kamu menyebutkan yang lainnya? Persatuan dalam keragaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keragaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4. Pembangunan berjalan lancar
Adapun sikap yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara lain:
1. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain
2. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik
3. Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
4. Lebih mengutamakan negara dar ipada kepentingan daerah atau suku masing-masing. Kita mesti bangga, memiliki suku dan budaya yang beragam. Keragaman suku dan budaya merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Bangsa asing saja banyak yang berebut belajar budaya daerah kita. Bahkan kita pun sempat kecolongan, budaya asli daerah kita diklaim atau diakui sebagai budaya asli bangsa lain. Karya-karya putra daerah pun juga banyak yang diklaim oleh bangsa lain.
2. Menyikapi perbedaan budaya di masyarakat menurut pandangan Islam
Islam mengajarkan hubungan dan kerja sama dalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang bahkan dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan.
Tuhan menciptakan manusia beraneka ragam bentuk fisik, warna kulit, bahasa, dan budayanya. Jika perbedaan itu disikapi dengan positif maka akan bermanfaat sekali karena tiap kelompok masyarakat memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada yang memiliki keramahan, ketegasan, jiwa dagang dan lain-lain yang jika dikolaborasikan akan bermanfaat untuk menciptakan kesejahteraan semua kelompok masyarakat. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Hujuran ayat 13 yang berbunyi:
لِتَعَـرَفُواْ وَقَبَآئِلَ شُعُوباً وَجَعَلْنَـكُمْ وَأُنْثَى ذَكَرٍ مِّن خَلَقْنَـكُم إِنَّا النَّاسُ يأَيُّهَا
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.” (Al-Hujurat: 13)
Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
Kasihilah orang-orang yang berada di atas bumi, niscaya Dia (Allah) yang berada di atas langit akan mengasihi kamu. (HR. At-Tirmidzi, no. 1924)
Firman Allah dan Hadits Nabi Muhammad saw di atas kiranya telah memberi gambaran kepada kita semua bahwa perbedaan bukanlah penyebab perpecahan, justru perbedaan itulah yang mendorong manusia untuk saling bersatu.
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita dihadapkan dengan berbagai persoalan yang menyangkut perbedaan budaya. Bagi yang menyikapi secara positif, maka ia akan menemukan ketentraman dalam hidupnya. Tetapi, bagi yang menyikapi secara negatif, maka pastilah akan terjadi perpecahan bahkan bisa mengakibatkan pertumpahan darah.
Dalam kehidupan bermasyarakat agar tercipta persatuan dan kesatuan, maka integrasi perlu ditegakkan. Dalam kajian ilmu sosiologi, ada dua bentuk integrasi.
1. Asimilasi (assimilation)
Asimilasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
2. Akulturasi (acculturation)
Akulturasi dapat didefinisikan sebagai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Sebagai seorang muslim dan sebagai seorang yang hidup di lingkungan masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda dengan yang lainnya, agar asimilasi dan akulturasi budaya tersebut berjalan dengan baik untuk menciptakan integrasi sosial, sebagaimana yang difirmankan Allah SWT di atas, maka ada sikap yang harus kita pelihara dan kembangkan. Sikap tersebut adalah sikap kritis, toleransi, dan empati terhadap hubungan keanekaragaman dan perubahan sosial. Sikap kritis yang harus dikembangkan dalam masyarakat yang beranekaragam itu seperti:
1. Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap norma-norma yang berbeda dalam suatu masyarakat
2. Meningkatkan sikap primordialisme
3. Menegakkan supermasi hukum
4. Mengembangkan rasa nasionalisme penghayatan wawasan berbangsa dan bernegara
5. Menyelesaikan konflik dengan cara akomodatif (media kompromi adjudukasi)
6. Mengembangkan kesadaran sosial dan menyadari peranan individu terutama para pemegang kekuasaan.
Tolerasi merupakan sikap menghargai perbedaan orang lain. Sedangkan
Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasikan dirinya dengan perasaan, pikiran orang lain.